DOA YANG PENUH KUASA
Apakah
yang dimaksud doa yang penuh kuasa? Doa adalah sarana komunikasi manusia dengan
Tuhan. Doa menjadi penuh kuasa karena kuasa Tuhan turut bekerja karena doa tersebut
berkenan di hadapan-Nya.
Doa tidak menjadi
berarti apa-apa tanpa kuasa Tuhan menyertainya. Kuasa Tuhanlah yang bekerja dalam
doa karena Tuhan berkenan atas orang yang memanjatkan doa tersebut.
Jika doa seseorang
dijawab oleh Tuhan, janganlah merasa bahwa itu kehebatannya sendiri. Janganlah merasa
karena dia pintar berdoa. Tidak demikian.
Doa kita berhasil
hanyalah karena kasih Tuhan. Karena semuanya bersal dari Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya.
Seperti dikatakan dalam Roma 11:36: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh
Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan
sampai selama-lamanya!”
Jadi kita ini
hanyalah sebagai alat di tangan Tuhan. Kita ini hanyalah sebagai saluran kuasa Tuhan
yang dilepaskan ke dunia. Sering diperhalus dengan mengatakan bahwa kita ini hanyalah
teman sekerjanya Tuhan, atau mungkin lebih tepatnya sebagai perwakilan (agent) Tuhan. Kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Tuhanlah yang berkarya melalui kita.
Doa yang
kita panjatkan akan sungguh berkuasa apabila Roh Kristus bekerja dalam kita melalui
roh kita.
Yang perlu
kita ketahui sekarang adalah bagaimana agar Roh Kristus turut bekerja dalam doa
kita? Apa yang harus kita lakukan?
Sebenarnya
tidak sulit saudaraku. Pertama-tama kita harus tahu dan sungguh-sungguh percaya
akan janji Tuhan bagi kita anak-anak-Nya. Tuhan telah menjanjikan bahwa Dia akan
memberikan hati yang baru kepada kita untuk mengenal Dia agar kita menjadi umat-Nya,
seperti tertulis: “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu
bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah
mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.” Tuhan juga
berjanji akan mencurahkan Roh-Nya kepada kita anak-anak-Nya agar Roh Kristus
yang memimpin hidup kita, Dialah yang berkarya melalui kita. Percayalah bahwa Tuhan
akan memberikan Roh-Nya kepada kita anak-anak-Nya, seperti tertulis dalam kitab
Yehezkiel 11:19: “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru
di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang
keras dan memberikan mereka hati yang taat.”
Berdoalah senantiasa
untuk meminta kepada Tuhan agar dikaruniakan-Nya Roh-Nya bagi saudara seperti telah
dijanjikan itu. Berdoalah dan terimalah Roh Kudus yang dijanjikan itu dengan iman.
Seperti Firman
Tuhan yang disampaikan kepada jemaat di Galatia melalui rasul Paulus: “Yesus Kristus
telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa
lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Galatia
3:14).
Jadi saudaraku,
bukan karena kekuatan kita, bukan kehendak kita, bukan pikiran kita, dan bukan karena
melakukan hukum taurat, tetapi kehendak Yesus Kristus yang akan terlaksana.
Jika kita berdoa
dengan kekuatan pikiran dan kedagingan kita, doa kita pasti sia-sia.
Hendaklah kita
dipimpin oleh Roh Kristus, seperti Firman Tuhan kepada jemaat di Galatia
melalui Rasul Paulus: “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya
bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup
di bawah hukum Taurat. (Galatia 5:16-18)
Doa kita akan
penuh kuasa bila kita menjalin hubungan dengan Tuhan secara benar. Bagaimana hubungan
kita dengan Tuhan? Sejak kita diperanakkan di dalam Yesus Kristus, maka Dia adalah
Bapa kita dan kita adalah anak-Nya.
Untuk menjaga
hubungan yang baik sebagai Bapa dan anak, kita harus taat kepada-Nya,
mendengarka-Nya dengan sungguh-sungguh. Seperti Firman Tuhan: “Jadi sekarang,
jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan Firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku,
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa,
sebab Akulah yang empunya seluruh bumi” (Keluaran 19:5).
Menggunakan
Seluruh Perlengkapan Allah
Setiap
orang percaya berharap untuk berkemenangan dalam hidupnya. Untuk berkemenangan
kita harus memanjatkan doa yang penuh kuasa.
Doa yang
penuh kuasa adalah doa orang yang menjalin hubungan dengan Tuhan dengan benar.
Kita berkomunikasi dengan Tuhan di dalam Roh. Tuhan berkomunikasi dengan kita
melalui Roh dan Firman Tuhan.
Kita harus
hidup dalam Roh. Kita harus menaati Firman Tuhan. Kita harus berpegang pada
janji-janji-Nya. Kita pasti akan meperolehnya karena kita telah ditebus dengan
darah-Nya, dan kita datang kepada Allah dalam nama Yesus.
Doa yang
berkemenangan diperlengkapi dengan seluruh perlengkapan Allah, yaitu Firman
Tuhan, nama Yesus, dan darah Yesus.
Firman Allah
Apakah
firman Tuhan itu? Firman Tuhan adalah setiap perkataan yang keluar dari mulut
Tuhan. Firman Tuhan itu bisa berupa perintah, nasihat, pengajaran, larangan,
dan janji-janji yang disampaikan kepada manusia melalui para nabi dan rasul.
Bagaimana
Firman Tuhan itu kog begitu berkuasa? Ya memang demikianlah adanya. Karena firman
Allah adalah Allah sendiri. Dalam Injil Yohanes dikatakan demikian: “Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah” (Yohanes 1:1).
....
....
Setiap
orang yang menerima Firman Allah, dan mempercayai-Nya berarti dia juga menerima
Allah sendiri dalam hidupnya. Dengan demikian kasih kehendak dan kuasa Allah
juga turut menyertainya. Hal inilah yang bekerja sungguh dahsyat dalam hidup
orang percaya sehingga dapat memanjatkan doa yang penuh kuasa.
Manusia
tidak dapat menemukan kuasa yang dahsyat dimanapun juga selain di dalam Firman
Allah.
Boleh saja
ada orang yang mengatakan bahwa mereka telah menemukan senjata tenaga atom yang
dapat menghancurkan, bahkan membumi haguskan dalam seketika.
Tetapi
ingatlah saudaraku bahwa hal itu hanyalah untuk menghancurkan,
tetapi tidak bisa untuk memperbaiki, dan menghidupkan, apalagi untuk
menyelamatkan.
Hanya
Firman Allah yang dapat menghancurkan musuh dan sekali gus dapat memperbaiki
dan menyelamatkan hidup kita sendiri.
Firman
Allah memberi kita hidup. Firman Allah yang menerangi jalan kita. Firman Allah
yang menguduskan kita dan menuntun kita kepada pengenalan akan Yesus Kristus
yang menjadi keselamatan dan kehidupan kekal bagi kita.
Pokoknya,
Firman Allah adalah senjata yang sungguh ampuh bagi orang percaya, apa yang
disebut oleh rasul Paulus dengan ‘Pedang Roh’.
Dalam
suratnya kepada jemaat Ibrani menggambarkan hal ini dengan sangat jelas, “Sebab
Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana
pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani
4:12).
Sebagai
orang percaya yang berpengharapan untuk hidup bekemenangan dengan memanjatkan
doa yang penuh kuasa, kita tidak cukup hanya memiliki Firman Tuhan yang menjadi
senjata perang kita. Kita harus mempelajarinya dengan sungguh hingga kita
menguasainya, dan dapat menggunakannya dengan tangkas kapan saja diperlukan
untuk menhancurkan musuh dan memperbaiki hidup kita.
Firman
Tuhan sebagai pedang bermata dua artinya bahwa sebelah mata pedang tersebut
akan menghancurkan musuh, dan mata pedang satu lagi akan memperbaiki hidup kita
sendiri. Mengenai hal ini rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus
mengatakan: “dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman
Allah” (Efesus 6:17). Jelas, bukan?
Firman
Allah adalah ketopong keselamatan dan pedang Roh. Firman Allah menyelamatkan
kita orang percaya, dan sekali gus menghancurkan musuh, yaitu iblis.
Setiap
hari dalam hidup kita ini adalah peperangan rohani. Sewaktu-waktu pada saat
anak kita sedang menghadapi ujian kelulusan sekolah, misalnya. Iblis mencoba
mengganggu kita lewat pikiran kita dengan mengatakan bahwa anak kita tidak mampu,
dan tidak mungkin lulus dengan persaingan yang begitu berat.
Bisa saja
manusia daging kita memang menjadi takut dan khawatir. Tetapi karena kita telah
memiliki senjata ampuh, pedang bermata dua, maka kita dengan sigap
menggunakannya. Firman Tuhan berkata: “Jangan takut!”.
Kita
menerima Firman Tuhan dan percaya sehingga kita tidak perlu takut. Kita harus
melawan iblis dengan pedang Roh, yaitu Firman Tuhan. Yesus sendiri mengatakan:
“Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut!” (Yohanes 6:20).
Memang
kita tidak perlu takut dalam hidup ini karena bukan kita yang berperang atau
bergumul, tetapi Tuhan sendiri yang melakukannya untuk kita.
Allah
berfirman kepada bangsa Israel: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Tuhan,
Allahmu, Dialah yang berperang untukmu” (Ulangan 3:22).
Bila kita
menguasai Firman Tuhan sebagai senjata kita maka kita jelas tahu bahwa Tuhan
mengatakan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut. Dan kita juga jelas tahu
bahwa bukan dengan kuat kuasa kita, tetapi semata-mata karena Tuhan yang
berperang, Dialah yang melakukannya untuk kita. dengan demikianlah kita bisa
berkemenangan dalam doa.
Lagi-lagi,
saya harus mengatakannya bahwa Firman Allah sungguh berkuasa atas hidup kita,
dan sangat dahsyat untuk menghancurkan benteng-benteng dan musuh kita.
Kita tidak
cukup hanya merasa bahwa kita memiliki Firman Allah karena telah memiliki
Alkitab yang mengandung Firman Allah, dan menyimpannya di lemari atau dalam
laci.
Kita harus
sungguh memahaminya, menerimanya, dan mempercayainya. Kita harus menaati
perintah yang terkandung di dalamnya dan melakukannya dengan
tulus. Kita harus menerima dan mempercayai janji-janji Allah yang terkandung
dalam Firman-Nya.
Dengan
taat dan tunduk kepada Tuhan dan menerima dan percaya akan janji-janji-Nya maka
kita pasti berkemenangan, dan mengalahkan musuh, yaitu iblis.
Rasul
Yakobus mengatakan: “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah iblis,
maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7).
Melalui
buku ini, saya mendorong saudara agar sungguh-sungguh mempelajari dan menguasai
Firman Tuhan. Dengan demikian Firman Allah akan tersimpan dalam hati saudara,
dan siap digunakan kapan saja dibutuhkan dalam peperangan yang sewaktu-waktu
kita hadapi.
Allah
sendiri telah menjanjikan bahwa Dia menaruh Firman-Nya dalam hati kita. Dalam
suratnya kepada jemaat Ibrani, rasul Paulus mengatakan: “Maka inilah perjanjian
yang kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah Firman Tuhan.
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati
mereka, maka Aku akan menjadi Allah merka dan mereka akan menjadi umat-Ku”
(Ibrani 8:10).
Semakin
jelas bagi kita bahwa apa pun yang kita lakukan dan hadapi dalam hidup ini,
bukan karena kuat dan kemampuan kita. Tetapi hanya karena kuasa Allah dalam
Firman-Nya. Itulah yang menjadi andalan kita. Itulah yang menjadi senjata yang
dahsyat bagi kita sehingga kita dapat memanjatkan doa yang penuh kuasa dan
berkemenangan.
Nama Yesus
Kita
sering mendengarkan ungkapan orang yang mengatakan “Apalah artinya sebuah
nama?”. Mungkin ungkapan tersebut bisa berterima bagi
sebagian orang, khsusnya bagi orang yang mengungkapkannya.
Mungkin
bagi sebagian orang sebuah nama yang ia miliki bisa saja sangat berarti. Bisa
saja ia berkata: “Sebuah nama yang sangat bermakna.”. bisa jadi bahwa bagi
sebagian orang sebuah nama sangatlah berarti baginya.
Orang yang
memiliki nama tertentu bisa dianggap sebagai doa bagi yang memakainya. Misalnya
ada orang tua menamai anak mereka dengan ‘Daud’, dengan harapan dan merupakan
doa mereka suatu saat kelak anaknya menjadi seperti Daud, seorang raja atau
pemimpin besar sebuah bangsa.
Bisa saja
sebuah nama yang disandang oleh seeorang merupakan doa dan merupakan makna
historis dari kehidupannya atau kehidupan keluarganya.
Misalnya,
seseorang dinamai ‘Samuel’ karena memang pasangan keluarga yang melahirkan anak
itu sangat lama merindukan anak hingga mereka berdoa meminta kepada Tuhan
dengan sungguh-sungguh. Atas dasar kasih Tuhan mereka dikarunia seorang anak
laki-laki dan menamakannya ‘Samuel’. Dan mereka berharap dengan iman kelak anak
mereka akan menjadi pelayan Tuhan yang diurapi, seperti nabi Samuel.
Lalu
bagaimana dengan nama Yesus? Mungkin inilah yang menjadi pertanyaan banyak
orang, khususnya orang-orang yang belum mengenal nama itu. Nama ‘Yesus’
bukanlah sembarang nama. Nama itu bukan nama manusia biasa seperti kita. Nama
itu adalah nama Allah sendiri. Dalam doa-Nya, Yesus mengatakan kepada Bapa-Nya:
“Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku …” (Yohanes 17:12). Perhatikan! Nama-Mu, yakni nama Bapa Surgawi yang telah Allah berikan
kepada Yesus.
Dari
perkataan Yesus dalam doanya tersebut dapat kita ketahui dengan jelas bahwa
nama ‘Yesus’ adalah nama Allah Bapa yang diberikan kepada-Nya. Dengan demikian
jelas bahwa nama ‘Yesus’ adalah nama Allah sendiri yang diberikan kepada
Anak-Nya ‘Yesus Kristus’.
Bagi orang
yang telah memahami hal ini, tentulah mereka tidak lagi bertanya-tanya mengapa
nama ‘Yesus’ begitu dahsyat. Nama ‘Yesus’ adalah nama yang penuh kuasa.
Kuasa-Nya melampaui segala kuasa yang ada di bumi maupun di surga. Mengapa
demikian?
Karena
nama itu adalah nama Allah Bapa yang maha tinggi yang diberikan kepada Anaknya
yang Ia namai sama dengan nama-Nya sendiri, yaitu ‘Yesus’. Segala makhluk,
segala hal, segala raja, segala pemimpin harus tunduk dan takluk di bawah nama
‘Yesus’.
Dalam
suratnya kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus mengatakan: “Itulah sebabnya
Allah sangat meninggikan Dia (Yesus), dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus
adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11).
Ketahuilah
saudaraku bahwa nama ‘Yesus’ yang penuh kuasa itu telah diberikan kepada kita
sebagai anak-anak-Nya. Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat kita, dan percaya bahwa Allah Bapa telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati maka secara otomatis nama ‘Yesus’ telah diberikan juga kepada
kita untuk bisa kita pakai sebagai perlengkapan dalam peperangan rohani kita.
Doa kita
akan sangat penuh kuasa bila kita berdoa dalam nama Yesus. Doa orang percaya
sangat berkuasa bukan karena kekuatan dan kemampuan mereka, tetapi semata-mata
hanya karena nama Yesus, nama di atas segala nama.
Bila
seorang Duta Besar bertugas mewakili negaranya di Negara lain dimana ia
ditugaskan maka ia akan melakukan segala tugas dan kewajibannya atas nama
negaranya yang mengutusnya bertugas di Negara itu.
Misalnya,
seorang Duta Besar dari Negara A ditugaskan di Negara X maka duta besar Negara
A yang bertugas di Negara X tersebut akan melakukan tugasnya atas
nama negaranya, yakni Negara A.
Negara X
menghormati Duta Besar dari Negara A tersebut bukan karena nama atau kehebatan
dari Duta Besar itu sendiri, tetapi semata-mata karena kuasa dan kewibawaan
nama Negara A itu.
Demikian
juga halnya dengan kita sebagai orang percaya. Kita yang telah menjadi warga
Negara surga karena kita telah menerima Yesus Kristus yang
telah menyelamatkan kita.
Kita telah
dipanggil, dipilih, dan diutus menjadi duta surga yang ditugaskan di dunia.
Sebagai orang percaya, duta surga yang ditugaskan untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga kepada semua bangsa di dunia tidak melakukan tugas
dengan kekuatan kita sendiri.
Tetapi kita
melakukan tugas pemberitaaan kabar baik kepada setiap bangsa atas nama Tuhan,
Yesus Kristus. Hanya di dalam nama Yesus, bukan atas nama kita sendiri. Doa
yang dahsyat, penuh kuasa adalah doa yang dipanjatkan dalam nama Yesus.
Bila kita
sungguh telah memahami maksud Firman Tuhan yang kita peroleh dari Alkitab, dan
khususnya apa yang telah kita bicarakan sebelumnya bahwa kita percaya dan
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita maka kita pun telah diberi
sekali gus dengan nama itu untuk kita pakai dalam hidup kita, dalam pelayanan
kita, dan dalam permohonan doa kita kepada Allah Bapa.
Bila kita
berdoa dalam nama Yesus Kristus maka doa kita akan penuh kuasa mengalahkan
segala musuh kita. karena nama Yesus adalah nama di atas segala nama. Apa maksudnya
nama dia tas segala nama? Dengan jelas dan tegas dapat kita katakana bahwa nama
Yesus adalah nama di atas segala nama apa pun.
Nama Yesus
mengatasi nama segala masalah yang kita hadapi, seperti masalah ekonomi,
kemiskinan, kebodohan, sakit penyakit, termasuk iblis dan segala antek-antek
dan pekerjaannya. Setiap nama, apa pun yang kita hadapi dalam hidup ini akan
bertekuk lutut dalam nama Yesus.
Nama
Tuhan, Yesus Kristus adalah nama yang Maha Kuasa, maha dahsyat, nama dari pada
Allah Bapa yang memberikan nama itu kepada Anak-Nya, Yesus Kristus. Nama itu
belum pernah diberitahukan kepada siapa pun sebelum zaman Kristus. Umat Tuhan
dalam zaman Perjanjian Lama sungguh amat takut terhadap Allah dan terhadap
nama-Nya. Mereka pada umumnya tidak bisa bertemu Allah
karena mereka masih memiliki dosa turunan dari manusia pertama.
Sejak
manusia pertama jatuh ke dalam dosa, manusia tidak bisa lagi bertemu dengan
Allah secara langsung. Pada saat Musa menerima Hukum Taurat dari Allah di
Gunung Sinai, dia harus menutupi wajahnya, dan Allah harus menutupi diri di
balik awan.
Karena
tidak ada yang bisa bertemu Allah bila belum dikuduskan. Pada waktu Musa ingin
mengetahui nama Allah, ia bertanya kepada Allah tentang nama-Nya. Allah
berfirman: “AKU ADALAH AKU” (Keluaran 3:14).
Dari nats
ini kita dapat memahami bahwa Allah itu begitu dahsyat, tak tergambarkan dengan
kata-kata. Nama-Nya pun begitu luar biasa, kuasa-Nya sangat luar biasa dahsyat
sama dengan diri-Nya. Itulah sebabnya, Allah tidak memberitahukan nama-Nya
kepada Musa karena umat pada masa itu dianggap belum layak menyebutkan
nama-Nya.
Kita patut
bersyukur kepada Allah, dalam Yesus Kristus atas segala kebaikan kasih-Nya
kepada kita. Kita yang hidup dalam zaman Perjanjian Baru telah hidup merdeka
setelah kita dimerdekakan oleh Yesus Kristus dari segala dosa kita.
Kini kita
dapat bebas berkomunikasi dengan Allah Bapa kita di surga karena kita telah
dikuduskan oleh darah Yesus Kristus. Kita adalah orang percaya, orang kudus,
milik kepunyaan Allah.
Demikianlah
rasul Petrus mengatakan: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar ari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9).
Kini kita
dapat langsung datang kepada Allah untuk berdoa
karena kita telah dipilih oleh Allah menjadi bangsa yang kudus, imamat yang
rajani.
Artinya
kini kita dapat langsung berdoa menyampaikan segala keluhan persoalan kita
kepada Allah dalam namanya, Yesus Kristus.
Ketika
Yesus mengetahui bahwa Dia akan pergi kepada Bapa-Nya di surga. Dia akan
membiarkan murid-murid-Nya hidup tanpa kehadiran-Nya secara jasmani di dunia.
Yesus
mempersiapkan murid-murid-Nya dengan mengatakan: “Dan pada hari itu kamu tidak
akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka
kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:23-24).
Nats ini
sebenarnya menjelaskan bahwa Yesus ingin meyakinkan murid-murid-Nya dan kita
anak-anak-Nya bahwa tanpa kehadiran-Nya secara jasmani di dunia kita tidak
perlu khawatir kalau kita tidak bisa meminta lagi kepada-Nya.
Yesus menegaskan
bahwa kita tetap bisa meminta kepada Allah Bapa apa yang kita perlukan dari
pada-Nya dalam nama Yesus. Kita datang kepada Allah Bapa dalam nama Yesus
Kristus, bukan atas nama kita sendiri. Allah tidak melihat siapa kita, tetapi
Dia melihat nama Yesus yang ada dalam kita.
Saudaraku
terkasih dalam Yesus Kristus. Marilah kita beroa dan mengajukan
permohonan kita kepada Allah Bapa di surga dalam nama Yesus Kristus. Artinya
bukan kita yang dipandang oleh Allah. Kita hanyalah sebagai pelaku. Kita tidak
berwenang sama sekali.
Yesuslah
yang melakukannya melalui kita dalam nama-Nya yang penuh kuasa itu. Allah
memandang hanya Yesus yang ada dalam kita. Segala keberadaan dan kekurangan
kita akan ditutupi oleh kepenuhan-Nya dalam hidup kita.
Dalam
suratnya kepada jemaat Efesus, rasul Paulus berdoa: “…Aku berdoa, supaya kamu
dipenuhi di dalam kepenuhan Allah” (Efesus 3:19).
Rasul
Paulus berdoa demikian karena dia telah mengetahui dan percaya bahwa kepenuhan
Allah ada dalam Yesus Kristus.
Dalam
suratnya kepada jemaat Kolose, rasul Paulus mengatakan: “Sebab di dalam Dialah
(Yesus) berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 1:19).
Kepenuhan Allah yang ada dalam Yesus Kristus juga ada di dalam
kita orang percaya.
Darah Yesus
Sebelumnya
kita telah berbicara tentang kuasa yang bisa
kita peroleh dalam Firman Allah. Kita juga telah berbicara mengenai kuasa yang
bisa kita peroleh dalam nama Yesus. Dengan mengucapkan nama Yesus, kita dapat
memperoleh kuasa Allah seperti halnya kita mengucapakan Firman Allah.
Demikian
juga halnya dengan mengucapkan darah Yesus dengan penuh iman kiata pun dapat
memperoleh kuasa, terutama kuasa yang telah membebaskan kita dari dosa.
Dengan
mengenang kematian Yesus di kalvari dengan darah-Nya yang tercurah untuk
menebus kita dari segala dosa kita, kita pun dapat melepaskan kausa dalam
darah-Nya. Dengan kuasa darah Yesus maka kita dapat datang kepada Allah dengan
bebas. Dan dengan kuasa darah Yesus kita dapat mengalahkan iblis.
Bila kita flash back pada kejadian di zaman
Perjanjian Lama bagaimana kuasa darah anak domba yang disembelih dan dioleskan
pada tiang dan ambang pintu rumah mereka bisa meluputkan mereka dari malaikat
maut yang berusaha membunuh putra sulung di tiap keluarga pada masa itu. (Lht.
Kejadian 12:1-13).
Lebih-lebih
lagi darah Yesus, yang menjadi Domba Paskah kita. Darah-Nya yang tercurah di
kalvari meluputkan kita dari dosa dan maut. Kita patut berdyukur kepada Allah
karena kita telah dibenarkan oleh darah Yesus, dan mengizinkan kita untuk
datang kepada-Nya. Kita pun menjadi umat yang berkemenangan dalam doa karena
kita memiliki kuasa dalam darah Yesus.
*****
Doa kami tulisan yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi
saudara.
Terima kasih, saudara
telah membaca tulisan
yang disajikan oleh Ev.
Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara.
Amin!