google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html 0812.8337.2796 DOA YANG PENUH KUASA - Heldin manurung: 6

6

DOA YANG PENUH KUASA


Apakah yang dimaksud doa yang penuh kuasa? Doa adalah sarana komunikasi manusia dengan Tuhan. Doa menjadi penuh kuasa karena kuasa Tuhan turut bekerja karena doa tersebut berkenan di hadapan-Nya.

Doa tidak menjadi berarti apa-apa tanpa kuasa Tuhan menyertainya. Kuasa Tuhanlah yang bekerja dalam doa karena Tuhan berkenan atas orang yang memanjatkan doa tersebut.

Jika doa seseorang dijawab oleh Tuhan, janganlah merasa bahwa itu kehebatannya sendiri. Janganlah merasa karena dia pintar berdoa. Tidak demikian.

Doa kita berhasil hanyalah karena kasih Tuhan. Karena semuanya bersal dari Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya. Seperti dikatakan dalam Roma 11:36: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan  kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

Jadi kita ini hanyalah sebagai alat di tangan Tuhan. Kita ini hanyalah sebagai saluran kuasa Tuhan yang dilepaskan ke dunia. Sering diperhalus dengan mengatakan bahwa kita ini hanyalah teman sekerjanya Tuhan, atau mungkin lebih tepatnya sebagai perwakilan (agent) Tuhan. Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhanlah yang berkarya melalui kita.

Doa yang kita panjatkan akan sungguh berkuasa apabila Roh Kristus bekerja dalam kita melalui roh kita.

Yang perlu kita ketahui sekarang adalah bagaimana agar Roh Kristus turut bekerja dalam doa kita? Apa yang harus kita lakukan?

Sebenarnya tidak sulit saudaraku. Pertama-tama kita harus tahu dan sungguh-sungguh percaya akan janji Tuhan bagi kita anak-anak-Nya. Tuhan telah menjanjikan bahwa Dia akan memberikan hati yang baru kepada kita untuk mengenal Dia agar kita menjadi umat-Nya, seperti tertulis: “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.” Tuhan juga berjanji akan mencurahkan Roh-Nya kepada kita anak-anak-Nya agar Roh Kristus yang memimpin hidup kita, Dialah yang berkarya melalui kita. Percayalah bahwa Tuhan akan memberikan Roh-Nya kepada kita anak-anak-Nya, seperti tertulis dalam kitab Yehezkiel 11:19: “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat.”

Berdoalah senantiasa untuk meminta kepada Tuhan agar dikaruniakan-Nya Roh-Nya bagi saudara seperti telah dijanjikan itu. Berdoalah dan terimalah Roh Kudus yang dijanjikan itu dengan iman.

Seperti Firman Tuhan yang disampaikan kepada jemaat di Galatia melalui rasul Paulus: “Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Galatia 3:14).

Jadi saudaraku, bukan karena kekuatan kita, bukan kehendak kita, bukan pikiran kita, dan bukan karena melakukan hukum taurat, tetapi kehendak Yesus Kristus yang akan terlaksana.

Jika kita berdoa dengan kekuatan pikiran dan kedagingan kita, doa kita pasti sia-sia.

Hendaklah kita dipimpin oleh Roh Kristus, seperti Firman Tuhan kepada jemaat di Galatia melalui Rasul Paulus: “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (Galatia 5:16-18)

Doa kita akan penuh kuasa bila kita menjalin hubungan dengan Tuhan secara benar. Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan? Sejak kita diperanakkan di dalam Yesus Kristus, maka Dia adalah Bapa kita dan kita adalah anak-Nya.

Untuk menjaga hubungan yang baik sebagai Bapa dan anak, kita harus taat kepada-Nya, mendengarka-Nya dengan sungguh-sungguh. Seperti Firman Tuhan: “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan Firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi” (Keluaran 19:5).


Menggunakan Seluruh Perlengkapan Allah

Setiap orang percaya berharap untuk berkemenangan dalam hidupnya. Untuk berkemenangan kita harus memanjatkan doa yang penuh kuasa.

Doa yang penuh kuasa adalah doa orang yang menjalin hubungan dengan Tuhan dengan benar. Kita berkomunikasi dengan Tuhan di dalam Roh. Tuhan berkomunikasi dengan kita melalui Roh dan Firman Tuhan.

Kita harus hidup dalam Roh. Kita harus menaati Firman Tuhan. Kita harus berpegang pada janji-janji-Nya. Kita pasti akan meperolehnya karena kita telah ditebus dengan darah-Nya, dan kita datang kepada Allah dalam nama Yesus.

Doa yang berkemenangan diperlengkapi dengan seluruh perlengkapan Allah, yaitu Firman Tuhan, nama Yesus, dan darah Yesus.


Firman Allah

Apakah firman Tuhan itu? Firman Tuhan adalah setiap perkataan yang keluar dari mulut Tuhan. Firman Tuhan itu bisa berupa perintah, nasihat, pengajaran, larangan, dan janji-janji yang disampaikan kepada manusia melalui para nabi dan rasul.

Bagaimana Firman Tuhan itu kog begitu berkuasa? Ya memang demikianlah adanya. Karena firman Allah adalah Allah sendiri. Dalam Injil Yohanes dikatakan demikian: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).  
....

Setiap orang yang menerima Firman Allah, dan mempercayai-Nya berarti dia juga menerima Allah sendiri dalam hidupnya. Dengan demikian kasih kehendak dan kuasa Allah juga turut menyertainya. Hal inilah yang bekerja sungguh dahsyat dalam hidup orang percaya sehingga dapat memanjatkan doa yang penuh kuasa.

Manusia tidak dapat menemukan kuasa yang dahsyat dimanapun juga selain di dalam Firman Allah.

Boleh saja ada orang yang mengatakan bahwa mereka telah menemukan senjata tenaga atom yang dapat menghancurkan, bahkan membumi haguskan dalam seketika.

Tetapi ingatlah saudaraku bahwa hal itu hanyalah untuk menghancurkan, tetapi tidak bisa untuk memperbaiki, dan menghidupkan, apalagi untuk menyelamatkan.

Hanya Firman Allah yang dapat menghancurkan musuh dan sekali gus dapat memperbaiki dan menyelamatkan hidup kita sendiri.

Firman Allah memberi kita hidup. Firman Allah yang menerangi jalan kita. Firman Allah yang menguduskan kita dan menuntun kita kepada pengenalan akan Yesus Kristus yang menjadi keselamatan dan kehidupan kekal bagi kita.

Pokoknya, Firman Allah adalah senjata yang sungguh ampuh bagi orang percaya, apa yang disebut oleh rasul Paulus dengan ‘Pedang Roh’.

Dalam suratnya kepada jemaat Ibrani menggambarkan hal ini dengan sangat jelas, “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani 4:12).

Sebagai orang percaya yang berpengharapan untuk hidup bekemenangan dengan memanjatkan doa yang penuh kuasa, kita tidak cukup hanya memiliki Firman Tuhan yang menjadi senjata perang kita. Kita harus mempelajarinya dengan sungguh hingga kita menguasainya, dan dapat menggunakannya dengan tangkas kapan saja diperlukan untuk menhancurkan musuh dan memperbaiki hidup kita.

Firman Tuhan sebagai pedang bermata dua artinya bahwa sebelah mata pedang tersebut akan menghancurkan musuh, dan mata pedang satu lagi akan memperbaiki hidup kita sendiri. Mengenai hal ini rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus mengatakan: “dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah” (Efesus 6:17). Jelas, bukan?

Firman Allah adalah ketopong keselamatan dan pedang Roh. Firman Allah menyelamatkan kita orang percaya, dan sekali gus menghancurkan musuh, yaitu iblis.

Setiap hari dalam hidup kita ini adalah peperangan rohani. Sewaktu-waktu pada saat anak kita sedang menghadapi ujian kelulusan sekolah, misalnya. Iblis mencoba mengganggu kita lewat pikiran kita dengan mengatakan bahwa anak kita tidak mampu, dan tidak mungkin lulus dengan persaingan yang begitu berat.

Bisa saja manusia daging kita memang menjadi takut dan khawatir. Tetapi karena kita telah memiliki senjata ampuh, pedang bermata dua, maka kita dengan sigap menggunakannya. Firman Tuhan berkata: “Jangan takut!”.

Kita menerima Firman Tuhan dan percaya sehingga kita tidak perlu takut. Kita harus melawan iblis dengan pedang Roh, yaitu Firman Tuhan. Yesus sendiri mengatakan: “Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut!” (Yohanes 6:20).

Memang kita tidak perlu takut dalam hidup ini karena bukan kita yang berperang atau bergumul, tetapi Tuhan sendiri yang melakukannya untuk kita.

Allah berfirman kepada bangsa Israel: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu” (Ulangan 3:22).

Bila kita menguasai Firman Tuhan sebagai senjata kita maka kita jelas tahu bahwa Tuhan mengatakan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut. Dan kita juga jelas tahu bahwa bukan dengan kuat kuasa kita, tetapi semata-mata karena Tuhan yang berperang, Dialah yang melakukannya untuk kita. dengan demikianlah kita bisa berkemenangan dalam doa.

Lagi-lagi, saya harus mengatakannya bahwa Firman Allah sungguh berkuasa atas hidup kita, dan sangat dahsyat untuk menghancurkan benteng-benteng dan musuh kita.

Kita tidak cukup hanya merasa bahwa kita memiliki Firman Allah karena telah memiliki Alkitab yang mengandung Firman Allah, dan menyimpannya di lemari atau dalam laci.

Kita harus sungguh memahaminya, menerimanya, dan mempercayainya. Kita harus menaati perintah yang terkandung di dalamnya dan melakukannya dengan tulus. Kita harus menerima dan mempercayai janji-janji Allah yang terkandung dalam Firman-Nya.

Dengan taat dan tunduk kepada Tuhan dan menerima dan percaya akan janji-janji-Nya maka kita pasti berkemenangan, dan mengalahkan musuh, yaitu iblis.

Rasul Yakobus mengatakan: “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7).

Melalui buku ini, saya mendorong saudara agar sungguh-sungguh mempelajari dan menguasai Firman Tuhan. Dengan demikian Firman Allah akan tersimpan dalam hati saudara, dan siap digunakan kapan saja dibutuhkan dalam peperangan yang sewaktu-waktu kita hadapi.

Allah sendiri telah menjanjikan bahwa Dia menaruh Firman-Nya dalam hati kita. Dalam suratnya kepada jemaat Ibrani, rasul Paulus mengatakan: “Maka inilah perjanjian yang kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah Firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah merka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Ibrani 8:10).

Semakin jelas bagi kita bahwa apa pun yang kita lakukan dan hadapi dalam hidup ini, bukan karena kuat dan kemampuan kita. Tetapi hanya karena kuasa Allah dalam Firman-Nya. Itulah yang menjadi andalan kita. Itulah yang menjadi senjata yang dahsyat bagi kita sehingga kita dapat memanjatkan doa yang penuh kuasa dan berkemenangan.


Nama Yesus

Kita sering mendengarkan ungkapan orang yang mengatakan “Apalah artinya sebuah nama?”. Mungkin ungkapan tersebut bisa berterima bagi sebagian orang, khsusnya bagi orang yang mengungkapkannya.

Mungkin bagi sebagian orang sebuah nama yang ia miliki bisa saja sangat berarti. Bisa saja ia berkata: “Sebuah nama yang sangat bermakna.”. bisa jadi bahwa bagi sebagian orang sebuah nama sangatlah berarti baginya.

Orang yang memiliki nama tertentu bisa dianggap sebagai doa bagi yang memakainya. Misalnya ada orang tua menamai anak mereka dengan ‘Daud’, dengan harapan dan merupakan doa mereka suatu saat kelak anaknya menjadi seperti Daud, seorang raja atau pemimpin besar sebuah bangsa.

Bisa saja sebuah nama yang disandang oleh seeorang merupakan doa dan merupakan makna historis dari kehidupannya atau kehidupan keluarganya.

Misalnya, seseorang dinamai ‘Samuel’ karena memang pasangan keluarga yang melahirkan anak itu sangat lama merindukan anak hingga mereka berdoa meminta kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Atas dasar kasih Tuhan mereka dikarunia seorang anak laki-laki dan menamakannya ‘Samuel’. Dan mereka berharap dengan iman kelak anak mereka akan menjadi pelayan Tuhan yang diurapi, seperti nabi Samuel.

Lalu bagaimana dengan nama Yesus? Mungkin inilah yang menjadi pertanyaan banyak orang, khususnya orang-orang yang belum mengenal nama itu. Nama ‘Yesus’ bukanlah sembarang nama. Nama itu bukan nama manusia biasa seperti kita. Nama itu adalah nama Allah sendiri. Dalam doa-Nya, Yesus mengatakan kepada Bapa-Nya: “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku …” (Yohanes 17:12). Perhatikan! Nama-Mu, yakni nama Bapa Surgawi yang telah Allah berikan kepada Yesus.

Dari perkataan Yesus dalam doanya tersebut dapat kita ketahui dengan jelas bahwa nama ‘Yesus’ adalah nama Allah Bapa yang diberikan kepada-Nya. Dengan demikian jelas bahwa nama ‘Yesus’ adalah nama Allah sendiri yang diberikan kepada Anak-Nya ‘Yesus Kristus’.

Bagi orang yang telah memahami hal ini, tentulah mereka tidak lagi bertanya-tanya mengapa nama ‘Yesus’ begitu dahsyat. Nama ‘Yesus’ adalah nama yang penuh kuasa. Kuasa-Nya melampaui segala kuasa yang ada di bumi maupun di surga. Mengapa demikian?

Karena nama itu adalah nama Allah Bapa yang maha tinggi yang diberikan kepada Anaknya yang Ia namai sama dengan nama-Nya sendiri, yaitu ‘Yesus’. Segala makhluk, segala hal, segala raja, segala pemimpin harus tunduk dan takluk di bawah nama ‘Yesus’.

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus mengatakan: “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia (Yesus), dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11).

Ketahuilah saudaraku bahwa nama ‘Yesus’ yang penuh kuasa itu telah diberikan kepada kita sebagai anak-anak-Nya. Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, dan percaya bahwa Allah Bapa telah membangkitkan Dia dari antara orang mati maka secara otomatis nama ‘Yesus’ telah diberikan juga kepada kita untuk bisa kita pakai sebagai perlengkapan dalam peperangan rohani kita.

Doa kita akan sangat penuh kuasa bila kita berdoa dalam nama Yesus. Doa orang percaya sangat berkuasa bukan karena kekuatan dan kemampuan mereka, tetapi semata-mata hanya karena nama Yesus, nama di atas segala nama.

Bila seorang Duta Besar bertugas mewakili negaranya di Negara lain dimana ia ditugaskan maka ia akan melakukan segala tugas dan kewajibannya atas nama negaranya yang mengutusnya bertugas di Negara itu.

Misalnya, seorang Duta Besar dari Negara A ditugaskan di Negara X maka duta besar Negara A yang bertugas di Negara X tersebut akan melakukan tugasnya atas nama negaranya, yakni Negara A.

Negara X menghormati Duta Besar dari Negara A tersebut bukan karena nama atau kehebatan dari Duta Besar itu sendiri, tetapi semata-mata karena kuasa dan kewibawaan nama Negara A itu.

Demikian juga halnya dengan kita sebagai orang percaya. Kita yang telah menjadi warga Negara surga karena kita telah menerima Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita.

Kita telah dipanggil, dipilih, dan diutus menjadi duta surga yang ditugaskan di dunia. Sebagai orang percaya, duta surga yang ditugaskan untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga kepada semua bangsa di dunia tidak melakukan tugas dengan kekuatan kita sendiri.

Tetapi kita melakukan tugas pemberitaaan kabar baik kepada setiap bangsa atas nama Tuhan, Yesus Kristus. Hanya di dalam nama Yesus, bukan atas nama kita sendiri. Doa yang dahsyat, penuh kuasa adalah doa yang dipanjatkan dalam nama Yesus.

Bila kita sungguh telah memahami maksud Firman Tuhan yang kita peroleh dari Alkitab, dan khususnya apa yang telah kita bicarakan sebelumnya bahwa kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita maka kita pun telah diberi sekali gus dengan nama itu untuk kita pakai dalam hidup kita, dalam pelayanan kita, dan dalam permohonan doa kita kepada Allah Bapa.

Bila kita berdoa dalam nama Yesus Kristus maka doa kita akan penuh kuasa mengalahkan segala musuh kita. karena nama Yesus adalah nama di atas segala nama. Apa maksudnya nama dia tas segala nama? Dengan jelas dan tegas dapat kita katakana bahwa nama Yesus adalah nama di atas segala nama apa pun.

Nama Yesus mengatasi nama segala masalah yang kita hadapi, seperti masalah ekonomi, kemiskinan, kebodohan, sakit penyakit, termasuk iblis dan segala antek-antek dan pekerjaannya. Setiap nama, apa pun yang kita hadapi dalam hidup ini akan bertekuk lutut dalam nama Yesus.

Nama Tuhan, Yesus Kristus adalah nama yang Maha Kuasa, maha dahsyat, nama dari pada Allah Bapa yang memberikan nama itu kepada Anak-Nya, Yesus Kristus. Nama itu belum pernah diberitahukan kepada siapa pun sebelum zaman Kristus. Umat Tuhan dalam zaman Perjanjian Lama sungguh amat takut terhadap Allah dan terhadap nama-Nya. Mereka pada umumnya tidak bisa bertemu Allah karena mereka masih memiliki dosa turunan dari manusia pertama.

Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, manusia tidak bisa lagi bertemu dengan Allah secara langsung. Pada saat Musa menerima Hukum Taurat dari Allah di Gunung Sinai, dia harus menutupi wajahnya, dan Allah harus menutupi diri di balik awan.

Karena tidak ada yang bisa bertemu Allah bila belum dikuduskan. Pada waktu Musa ingin mengetahui nama Allah, ia bertanya kepada Allah tentang nama-Nya. Allah berfirman: “AKU ADALAH AKU” (Keluaran 3:14).

Dari nats ini kita dapat memahami bahwa Allah itu begitu dahsyat, tak tergambarkan dengan kata-kata. Nama-Nya pun begitu luar biasa, kuasa-Nya sangat luar biasa dahsyat sama dengan diri-Nya. Itulah sebabnya, Allah tidak memberitahukan nama-Nya kepada Musa karena umat pada masa itu dianggap belum layak menyebutkan nama-Nya.

Kita patut bersyukur kepada Allah, dalam Yesus Kristus atas segala kebaikan kasih-Nya kepada kita. Kita yang hidup dalam zaman Perjanjian Baru telah hidup merdeka setelah kita dimerdekakan oleh Yesus Kristus dari segala dosa kita.

Kini kita dapat bebas berkomunikasi dengan Allah Bapa kita di surga karena kita telah dikuduskan oleh darah Yesus Kristus. Kita adalah orang percaya, orang kudus, milik kepunyaan Allah.

Demikianlah rasul Petrus mengatakan: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar ari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9).
Kini kita dapat langsung datang kepada Allah untuk berdoa karena kita telah dipilih oleh Allah menjadi bangsa yang kudus, imamat yang rajani.

Artinya kini kita dapat langsung berdoa menyampaikan segala keluhan persoalan kita kepada Allah dalam namanya, Yesus Kristus.

Ketika Yesus mengetahui bahwa Dia akan pergi kepada Bapa-Nya di surga. Dia akan membiarkan murid-murid-Nya hidup tanpa kehadiran-Nya secara jasmani di dunia.

Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya dengan mengatakan: “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:23-24).

Nats ini sebenarnya menjelaskan bahwa Yesus ingin meyakinkan murid-murid-Nya dan kita anak-anak-Nya bahwa tanpa kehadiran-Nya secara jasmani di dunia kita tidak perlu khawatir kalau kita tidak bisa meminta lagi kepada-Nya.

Yesus menegaskan bahwa kita tetap bisa meminta kepada Allah Bapa apa yang kita perlukan dari pada-Nya dalam nama Yesus. Kita datang kepada Allah Bapa dalam nama Yesus Kristus, bukan atas nama kita sendiri. Allah tidak melihat siapa kita, tetapi Dia melihat nama Yesus yang ada dalam kita.

Saudaraku terkasih dalam Yesus Kristus. Marilah kita beroa dan mengajukan permohonan kita kepada Allah Bapa di surga dalam nama Yesus Kristus. Artinya bukan kita yang dipandang oleh Allah. Kita hanyalah sebagai pelaku. Kita tidak berwenang sama sekali.

Yesuslah yang melakukannya melalui kita dalam nama-Nya yang penuh kuasa itu. Allah memandang hanya Yesus yang ada dalam kita. Segala keberadaan dan kekurangan kita akan ditutupi oleh kepenuhan-Nya dalam hidup kita.

Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, rasul Paulus berdoa: “…Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam kepenuhan Allah” (Efesus 3:19).

Rasul Paulus berdoa demikian karena dia telah mengetahui dan percaya bahwa kepenuhan Allah ada dalam Yesus Kristus.

Dalam suratnya kepada jemaat Kolose, rasul Paulus mengatakan: “Sebab di dalam Dialah (Yesus) berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 1:19). Kepenuhan Allah yang ada dalam Yesus Kristus juga ada di dalam kita orang percaya.



Darah Yesus

Sebelumnya kita telah berbicara tentang kuasa yang bisa kita peroleh dalam Firman Allah. Kita juga telah berbicara mengenai kuasa yang bisa kita peroleh dalam nama Yesus. Dengan mengucapkan nama Yesus, kita dapat memperoleh kuasa Allah seperti halnya kita mengucapakan Firman Allah.

Demikian juga halnya dengan mengucapkan darah Yesus dengan penuh iman kiata pun dapat memperoleh kuasa, terutama kuasa yang telah membebaskan kita dari dosa.

Dengan mengenang kematian Yesus di kalvari dengan darah-Nya yang tercurah untuk menebus kita dari segala dosa kita, kita pun dapat melepaskan kausa dalam darah-Nya. Dengan kuasa darah Yesus maka kita dapat datang kepada Allah dengan bebas. Dan dengan kuasa darah Yesus kita dapat mengalahkan iblis.

Bila kita flash back pada kejadian di zaman Perjanjian Lama bagaimana kuasa darah anak domba yang disembelih dan dioleskan pada tiang dan ambang pintu rumah mereka bisa meluputkan mereka dari malaikat maut yang berusaha membunuh putra sulung di tiap keluarga pada masa itu. (Lht. Kejadian 12:1-13).

Lebih-lebih lagi darah Yesus, yang menjadi Domba Paskah kita. Darah-Nya yang tercurah di kalvari meluputkan kita dari dosa dan maut. Kita patut berdyukur kepada Allah karena kita telah dibenarkan oleh darah Yesus, dan mengizinkan kita untuk datang kepada-Nya. Kita pun menjadi umat yang berkemenangan dalam doa karena kita memiliki kuasa dalam darah Yesus.
*****

Doa kami tulisan yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi saudara.
Terima kasih, saudara telah membaca tulisan yang disajikan oleh Ev. Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara. Amin!